SIMALUNGUN - Luapan limbah cair berasal dari PKS Mayang milik PTPN IV yang mengalir ke Sungai Bah Tongguran menurut kalangan masyarakat terjadi tidak hanya sekali waktu dan sangat mustahil atas dasar ketidaksengajaan, apabila ada karyawan khusus yang stand by di lokasi IPALnya.
Pasalnya, menurut kalangan masyarakat terkait meluapnya limbah ke aliran sungai, akibat Installasi Pengolahan Air Limbah (IPAL; Red) tidak berfungsi di PKS Mayang, Nagori Mayang, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Selasa (21/02/2023) sekira pukul 10.00 WIB.
"Sama-sama kita ketahui, Lae ! Di lokasi manapun setiap IPAL apalagi di PKS Mayang itu, sudah ada SOP dan juga per shift ditugaskan karyawan stand by di lokasi, " ungkap warga Raja Maligas, bermarga purba.
Selanjutnya, pria bermarga Purba mengatakan, terjadinya luapan limbah ke sungai akibat volume produksi TBS kelapa sawit melimpah, berasal dari PTPN IV Kebun Mayang ditambah TBS berasal dari pihak ke tiga, sehingga terjadi peningkatan kapasitas produksi.
Baca juga:
Poempida: IDCTA Promosikan Dekarbonisasi
|
"Sudah menjadi rahasia umum, dampak lingkungan diabaikan dan sasaran pihak PTPN IV kejar target produksi CPO, apabila meningkat jumlah TBS yang akan diolah, " kata Purba.
Sebelumnya, dipublikasi terkait prinsip keberlanjutan pembangunan kelapa sawit milik PTPN IV Distrik I, Unit Kebun dan PKS Mayang dinilai tidak memiliki IPAL sesuai standar.
Kemudian, disinyalir ada penyimpangan yang dianggap tidak sesuai regulasi, Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO ; red) dan Indonesia Sustainable Oil Plan (ISPO ; red).
Diketahui, dalam bentuk sertifikat regulasi RSPO dan ISPO, sepatutnya ramah lingkungan dan melestarikan ekosistem di sekitar pabrik pengolahan kelapa sawit milik PTPN IV.
Namun, baru-baru ini luapan dari IPAL, berupa limbah cair hasil pengolahan PKS Mayang, dituding telah mencemari aliran Sungai Bah Tunggoran.
Hal ini diungkapkan, warga di sekitaran Nagori Raja Maligas I, Kecamatan Huta Bayu Raja, tentang dampak lingkungan dan menyoal luapan limbah cair mengalir ke aliran air Sungai Bah Tongguran berasal dari PKS Mayang di Nagori Mayang, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Sabtu (17/02/2023) sekira pukul 10.00 WIB.
Selanjutnya, Wakil Sekretaris LSM PAB Kabupaten Simalungun Aswin H Sinaga angkat bicara terkait kondisi lingkungan dan ekosistem berdampak negatif, bila dikaitkan dengan regulasi sektor industri yang memiliki posisi keanggotaan dalam organisasi RSPO serta ISPO secara legal bersertifikat yang dimiliki PTPN IV.
Keorganisasian untuk memastikan kelangsungan industri kelapa sawit yang sustaiable dan ramah lingkungan. Dengan adanya RSPO, diharapkan industri tersebut dapat terus berkembang serta tidak mengabaikan kesejahteraan masyarakat, " kata Aswin melalui sambungan selularnya.
Lebih lanjut, Aswin H Sinaga menegaskan, terkait luapan limbah cair hasil olahan semestinya ditempatkan pada Installasi Penampungan Air Limbah (IPAL; red) terlebih dulu dan melalui proses penyaringan hingga steril sesuai SOP. Namun, saluran itu dibuat malah disalahgunakan karena IPAL tidak standar lagi.
"Cairan limbah hasil produksi disaring menggunakan bak standar dan luapan akan terjadi apabila IPAL tidak berfungsi, " tutup Aswin H Sinaga.
Terpisah, Direktur PTPN IV Sucipto Prayetno dikonfirmasi melalui Manajer Kebun dan PKS Mayang Januar Saragih dikonfirmasi terkait keresahan warga akibat limbah cair hasil olahan kelapa sawit yang mengalir ke sungai Bah Tongguran dalam pesan percakapan selularnya menyampaikan tanggapan.
"Itu bukan unsur kesengajaan, pak. Itu hanya luapan karena sumbat pipa saluran ke kolam limbah berikutnya. Dan itu bukan berlangsung lama, langsung kami perbaiki pipa yang tersumbat saat ini sudah tidak jadi masalah, " sebut Manajer Kebun dan PKS Mayang dalam pesan selularnya. Sabtu (17/02/2023) sekira pukul 20.48 WIB.
Sementara, General Manajer Distrik I Masaeli Lahagu melalui pesan percakapan selularnya, dimintai tanggapannya terkait limbah cair hasil olahan TBS kelapa sawit di PKS Mayang meluap dan mengalir ke Aliran Sungai Bah Tongguran, hingga rilis berita ini dipublikasi terkesan bungkam.